Kamis, 24 Mei 2012

Pesan SIngkat dari Sahabat

“Gw gx akan pernah melupakan kalian dan gw bangga punya temen2 seperti kalian”, itulah kalimat yang ada dipikiran ipul setelah membaca sms yang dikirimkan salah seorang temannya. Ipul adalah seorang mahasiswa yang berkuliah di Ibukota, sebenarnya ia berasal dari pulau Sumatera tetapi karena tuntutan pekerjaannya sebagai seorang mahasiswa maka ia harus pergi ke ibukota meninggalkan keluarga, teman-teman yang ia cintai dan mencintai dirinya. 

Di ibukota ipul harus menyewa kamar alias jadi anak kosan. Ia harus rela kehilangan semua fasilitas yang ia dapat sewaktu tinggal di rumah bersama keluarganya seperti tv, playstation, kendaraan pribadi, dll. Ipul tidak tinggal sendiri, ia tinggal bersama kedua orang temannya yang juga anak perantauan. Mereka bertiga tinggal di kosan yang sama.

Hari itu adalah hari yang berat bagi ipul, karena besok ia harus mengikuti ujian salah satu mata kuliah yang kurang ia kuasai, makanya sejak malam hari sampai hari ini ipul membolak-balik materi kuliah dan kumpulan soal-soal yang ia dapat dari dosen dan teman-temannya di kampus. Ia tidak tidur semalaman suntuk dengan harapan ujian besok bias mendapat nilai yang sempurna. Karena lelah ipul pun tertidur sambil memeluk buku yang tadi sedang ia baca.

Sekitar jam 14.15.23 ipul terbangun karena suara nada dering sms dari handphonenya. Sambil setengah sadar ia pun membuka dan membaca pesan yang dikirimkan salah seorang temannya di Lampung. Pesan tersebut berbunyi “ knp prshbtn bs ptus?, krn trkdg kita brfkr : ah, mungkin dia lg sibuk akhirnya gak jadi sms kadang kita brfikir takut ganggu, lama kelamaan, jadi cuek akhirnya muncul pemikiran ngapain aku ngehubungi dia dluan, Dia aja belum tentu mau ngehubungi aku. kalo sudah gini cinta kasih dalam persahabatan sudah berkurang, hasilnya gak akan ada lagi persahabatan diantara kita, semuanya jadi lupa, itu jadi alasan aku ngirim sms ini itu tandanya aku gak pernah lupa sama kamu. Q gx mau jd org sprt yg tadi”. Setelah membaca pesan dari temannya tersebut ipul pun sadar bahwa selama ini ia hampir melupakan teman-teman seperjuangannya sewaktu menghadapi ujian Negara karena ia terlalu sibuk dengan kegiatan kuliah tanpa memikirkan teman-temannya padahal teman-temannya tidak pernah melupakan dirinya.

Pesan dari temannya itu pula lah yang menjadi pelecut semangat ipul untuk menghadapi ujian besok hari. Ia tidak mau mengecewakan teman-temannya yang selalu menyemangati dan mendoakannya. Ia ingin membuat teman-teman serta keluarganya bangga kepadanya.

Keesokan harinya ipul harus bertempur dengan 30 soal yang diberikan dosen untuk mendapat nilai yang maksimal dan membanggakan teman-teman serta keluarganya. Namun semua soal yang diberikan bisa dijawab ipul dengan tenang, ia pun yakin akan mendapat nilai yang maksimal. Beberapa minggu setelah ujian, nilai hasil ujiannya pun sudah keluar. Ipul mendapat banyak nilai A dan IP yang diatas rata-rata, itu semua berkat kerja kerasnya serta dukungan dari orang-orang yang mencintai dan menyayangi dirinya.

Setelah pengumuman hasil ujian ipul dan teman-teman di kampusnya mendapat jatah liburan 2 minggu. Kesempatan itu tidak disia-siakan ipul, ia langsung mengemasi pakaiannya dan memutuskan pulang ke rumah untuk bertemu dengan keluarga dan teman-teman seperjuangannya sewaktu di SMA. Ipul memutuskan untuk melakukan perjalanan pulang kampungnya yang sudah sekian lama ia harapkan menggunakan perjalanan darat menggunakan mobil travel. Mobil travel itu bertipe minibus yang dapat memuat sekitar 12 orang, ia duduk di kursi penumpang paling belakang.

Di perjalanan pulang ia pun menemui bebrapa kendala antara lain ia harus bersabar karena kemacetan yang luar biasa, biasanya ia hanya membutuhkan waktu sekitar 12 jam perjalanan namun karena macet ia harus membutuhkan 17 jam perjalanan. Namun hal itu tidak menghalangi semangat ipul yang menggebu-gebu untuk segera bertemu keluarga dan teman-temannya. Sesampainya di rumah ipul langsung mencium tangan kedua orang tuanya, satu jam kemudian ipul langsung pergi untuk bertemu dengan teman-temannya seperjuangannya untuk membicarakan pengalaman hidupnya berada jauh dari kedua orang tua.