Selasa, 28 Desember 2010

Published Selasa, Desember 28, 2010 by with 0 comment

4 Gaya Kepemimpinan

4 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman, ahli pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/instruksi.
Ada 4 gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian yaitu :

  • Gaya Kepemimpinan Karismatis
  • Gaya Kepemimpinan Diplomatis
  • Gaya Kepemimpinan Otoriter
  • Gaya Kepemimpinan Moralis
Masing-masing dari keempat gaya kepemimpinan tersebut memiliki perbedaan, kelemahan juga kelebihannya masing-masing.

a) Gaya Kepemimpinan Karismatis.

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Saya tidak tahu darimana asalnya kharisma mereka, tetapi saya yakin bahwa kelebihan itu adalah anugerah dari Tuhan yang adil. Biasanya pemimpin dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji. Yah, itu saja, tanpa adanya komitmen untuk berubah. Banyak yang datang, tetapi banyak juga yang pergi.

b) Gaya Kepemimpinan Diplomatis.

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Dalam bahasa sederhana, diplomator yang ulung, atau win-win solution.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

c) Gaya Kepemimpinan Otoriter.

Kelebihan gaya kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Bagaimana caranya ? Lakukan semua yang bisa ! 
Dunia memang berubah, hanya saja, dia bergerak lebih cepat ! Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Nah, disinilah masalahnya. Semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Si otoriter ini kadang kala menekan bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, entah itu dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai.

d) Gaya Kepemimpinan Moralis.

Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling menghargai bawahannya selain pemimpin dengan kepribadian biru ini. Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Sabar ? Tentu saja. Murah hati ? Tepat sekali. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Yang paling mengerikan dari pemimpin berkepribadian biru ini adalah emosinya. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

Jawaban Kasus : Hartoyo Sebagai Manajer.

1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Pak Hartoyo adalah Gaya kepemimpinan otoriter atau otokrasi, yang  artinya sangat memaksakan kehendak kekuasaannya kepada bawahan.

Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Bagaimana caranya ? Lakukan semua yang bisa ! Dunia memang berubah, hanya saja, dia bergerak lebih cepat ! Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.

Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Nah, disinilah masalahnya. Semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Si otoriter ini kadang kala menekan bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, entah itu dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai.

Motivasi bawahan Pak Hartoyo saat ini yang sebagai karyawan biasa tentu tidak senang dengan gaya kepemimpinan militer/ otoriter seperti yang diterapkan Pak Hartoyo karena mereka tidak terbiasa. Berbeda dengan bawahan Pak Hartoyo yang dahulu, yang merupakan tentara yang sudah terbiasa dengan gaya kepemimpinan yang keras dan tegas.

2. Jika Pak Hartoyo tidak merubah gaya kepemimpinannya diprediksikan Departemen yang dibawahinya tidak ada kekompakan, rasa kekeluargaan dan bawahanya akan merasa tertekan dengan gaya kepemimpinannya.

Ada beberapa hal yang bisa ditempuh untuk memperbaiki keadaan di Perusahaan tersebut :
  1. Menyarankan kepada Pak  Hartoyo untuk  merubah gaya kepeimpinannya. 
  2. Bericara kepada bawahan Pak Hartoyo  agar memaklumi gaya kepemimpinan yang diterapkan Pak     Hartoyo.
  3. Jika kedua hal diatas tidak merubah keadaan menjadi lebih baik, maka perusahaan disarankan untuk mengganti Pak Hartoyo dengan orang yang bisa memimpin Departemen Produksi dengan lebih baik.

0 comments:

Posting Komentar